Abdurrahman bin Auf Antara Pengusaha dan Pejuang



Abdurrahman bin Auf ra. adalah sosok pengusaha yang luar biasa dalam sejarah Islam. Ia memiliki kemampuan bisnis yang tajam, kepekaan sosial yang dalam, dan peran politik yang strategis. Dalam dirinya menyatu tiga kekuatan besar: bisnis, sosial, dan perjuangan politik. Ia tidak hanya menguasai pasar, tapi juga memahami umat, serta ikut menata arah perjalanan Daulah Islam di bawah Rasulullah .

Ketika berhijrah ke Madinah, Abdurrahman datang tanpa membawa apa pun. Namun dengan keterampilan bisnisnya yang luar biasa, ia segera bangkit. Beliau dikenal memiliki insting dagang yang kuat, jujur, cepat membaca kebutuhan pasar, dan pandai melihat peluang halal. Dalam waktu singkat, usahanya tumbuh pesat. Ia tidak bermain curang, tidak menimbun, dan tidak mengambil keuntungan berlebih. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan keberkahan di setiap transaksi yang ia lakukan. Kekayaan yang ia dapat bukan hasil keberuntungan, melainkan hasil dari ketekunan, integritas, dan doa.

Namun kemampuan bisnisnya tidak membuatnya terjebak dalam kesibukan dunia. Abdurrahman bin Auf aktif di lapangan sosial dengan kegiatan yang luar biasa banyak. Ia memberi santunan kepada keluarga para sahabat, menanggung nafkah istri-istri Rasulullah ﷺ setelah beliau wafat, membantu fakir miskin, dan menanggung kebutuhan pasukan yang berangkat ke medan jihad. Dikisahkan, 700 unta beserta muatannya pernah ia hibahkan untuk umat, dan ratusan ekor kuda ia serahkan untuk jihad di Tabuk. Harta di tangannya mengalir deras di jalan Allah.

Di bidang politik, peran Abdurrahman bin Auf tidak kalah penting. Ia termasuk anggota majelis syura Rasulullah  sahabat yang dilibatkan dalam musyawarah kenegaraan. Ia juga pernah diangkat sebagai panglima perang ke Dumatul Jandal, memimpin 700 pasukan dan berhasil menundukkan wilayah itu dengan dakwah dan akhlak. Setelah Rasulullah wafat, ia menjadi salah satu tokoh utama dalam urusan politik umat. Pada masa Khalifah Umar, ia termasuk dalam enam orang ahli syura yang diberi amanah untuk memilih khalifah berikutnya. Dan dari tangannya lahir keputusan besar: terpilihnya Utsman bin Affan sebagai khalifah.

Abdurrahman bin Auf menunjukkan bahwa pengusaha tidak boleh berhenti di meja dagang. Ia mampu berperan dalam tiga bidang sekaligus bisnis yang produktif, sosial yang berjiwa besar, dan politik yang berprinsip. Ia kaya tanpa menjadi tamak, berkuasa tanpa haus jabatan, dan beramal tanpa mencari pujian. Semua perannya diarahkan pada satu tujuan: memperjuangkan Islam dan menegakkan kebenaran di tengah masyarakat.

Berbeda dengan banyak pengusaha masa kini yang puas dengan amal sosial dan takut bersuara dalam urusan umat, Abdurrahman bin Auf berani tampil di garis depan. Ia tidak memilih aman, tapi berpihak pada kebenaran. Ia memahami bahwa kekayaan yang tidak digunakan untuk memperkuat Islam hanya akan menjadi beban di akhirat. Keberaniannya menjadikan harta, pengaruh, dan posisinya sebagai alat perjuangan adalah bukti bahwa seorang pengusaha Muslim sejati harus hadir di semua lini kehidupan umat.

Ibrahnya sangat jelas. Pengusaha Muslim hari ini perlu meneladani Abdurrahman bin Auf menguasai bisnis dengan profesional, menghidupkan sosial dengan empati, dan memahami politik dengan kesadaran syariat. Karena Islam tidak memisahkan ketiganya. Seorang pengusaha Muslim bukan hanya pencari laba, tapi pembangun peradaban.

Di hadapan Allah, yang dihitung bukan berapa besar usaha yang dimiliki,
tapi sejauh mana usaha itu berperan untuk menegakkan agama-Nya.

Komentar

Postingan Populer