Pages

Rabu, 03 April 2024

Ilusi Vox Populi Vox dei


Ilusi Vox populi, vox dei 

Calon Jenazah

Istilah diatas mungkin sering kita dengar dan sering di gaungkan oleh para politisi ketika ingin mendapat kekuasaan ,

Vox populi, vox dei yang mempunyai makna suara rakyat adalah suara Tuhan Istilah ini pertama kali yang menggaungkan seorang sarjana inggris bernama alcuin pada abad ke 8 , frasa yang telah digunakan selama berabad-abad untuk mengekspresikan gagasan bahwa pendapat dan pandangan mayoritas harus dihormati dan dihargai. Frasa ini telah digunakan dalam berbagai konteks, dari politik hingga agama hingga masalah sosial, Pada abad 17 menjadi sangat populer oleh diplomat inggris bernama Sir William Temple.

Pada masa era medsos sekarang Vox populi Vox dei itu bukan lagi dimaknai suara rakyat suara tuhan melainkan suara rakyat suara buzzer .

istilah ini menjadi mantra 5 tahunan yang paling nyata, istilah ini menjadi kredo yang sering di dengungkan untuk menjaring masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan.

Konsekuensi penganut ide ini adalah, bahwa pihak mana saja yang mempunyai suara mayoritas , Maka ia memperoleh legimitasi Spiritual yang bisa menggerakan hati nurani rakyat atas kehendak Tuhan.

Implikasinya, Muncul kecenderungan suara rakyat mayoritas mewakili suara Tuhan.

Masalahnya Apakah memang seperti itu?

 Apakah benar suara mayoritas selalu sebanding dengan suara Tuhan? 

Dan apakah benar suara mayoritas itu selalu benar? Jangan jangan ini hanya politisasi agama kaum sekuler 🤔

Untuk mengetahui itu , salah satu yang paling mudah dengan perbandingkan reflektif dengan objek Politisasi itu ? Caranya dengan agama itu sendiri.

Contoh yang paling mudah kita dapat, jika kita menelaah sejarah sejarah agama khususnya agama samawi ,kita akan mudah mendapatkan informasi suara mayoritas tidak selalu sejalan dengan suara Tuhan.

Para nabi diciptakan untuk berdakwah memperbaiki iman dan moral manusia posisi nabi tidak selalu posisi yang punya suara mayoritas faktanya banyak dari kisah nabi - nabi itu selalu termarjinalkan,  nabi luth, nabi nuh dan nabi ibrahim itu contoh nabi yang suaranya minoritas banyak di tentang kaumnya.

Kisah dari para nabi tidak selalu Happy ending secara Teknis dimana dengan dakwah nabi umatnya taubat semua, tidak begitu karena Tuhan punya cara tersendiri bahkan beberapa kaum di zaman nabi samawi yang berujung kena  azab Tuhan.

Di era perpolitikan modern ini suara terbanyak pernah memposisikan figur firgur semacam Bush Senior - junior, marcos,macron ,obama ,Hitler ,netanyahu ,trump dan bidden

Suara mayoritas juga pernah menempatkan orang orang seperti Nelson Mandela ,Mahatma Ghandi, Jacinda Ardem dan banyak lagi.

Artinya mayoritas suara belum tentu benar , apalagi sejalan dengan kehendak Tuhan
  
Apalagi melihat perpolitikan hari ini ,banyak janji janji surgawi atas nama rakyat ,padahal kita tahu sendiri itu hanya lips service sebagai cara untuk menarik simpati rakyat.

Sudahilah buaian ilusi mitos Vox Poluli Vox dei yang sudah merasuki diri.

Suara rakyat ya suara rakyat saja jangan dipaksa menjadi suara Tuhan.

Tuhan punya aturanya ,Tuhan tidak bisa di dikte oleh suara manusia walaupun banyak.

Jangan sampai suara rakyat suara Tuhan Membuat kita menutup diri akan Hukum Tuhan.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar