Cara Mengatasi FOMO: Menemukan Kepuasan dalam Hidup Tanpa Terpengaruh Media Sosial


FOMO, atau Fear of Missing Out, adalah perasaan cemas atau khawatir karena takut melewatkan kesempatan atau pengalaman yang dianggap penting dan menarik. Di era digital ini, FOMO sering muncul ketika kita melihat orang lain di media sosial sedang melakukan hal-hal yang tampak lebih menyenangkan, lebih seru, atau lebih sukses. Fenomena ini semakin terasa dengan adanya tekanan sosial untuk mengikuti tren atau berpartisipasi dalam pengalaman yang tampaknya sedang populer.

Istilah FOMO pertama kali diperkenalkan oleh Patrick J. McGinnis, seorang pengusaha dan penulis asal Amerika Serikat, pada tahun 2004. McGinnis menciptakan istilah ini untuk menggambarkan fenomena psikologis yang kini semakin relevan seiring dengan perkembangan teknologi dan media sosial.

Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi perasaan FOMO dan kembali merasa puas dengan kehidupan kita, tanpa terpengaruh oleh kehidupan orang lain yang tampak sempurna. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Kenali dan Pahami Perasaan FOMO

Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah mengenali perasaan tersebut ketika muncul. Misalnya, saat melihat teman-teman berlibur atau membeli barang baru yang tampak keren, kita mungkin merasa ingin ikut atau merasa tertinggal. Ketika perasaan itu muncul, kita perlu bertanya pada diri sendiri, "Apakah ini benar-benar penting bagi saya, atau hanya perasaan tertekan karena melihat orang lain?"

2. Kurangi Penggunaan Media Sosial

Media sosial adalah pemicu utama FOMO, karena kita sering hanya melihat sisi terbaik atau paling menarik dari kehidupan orang lain. Cobalah untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial. Misalnya, matikan notifikasi atau atur waktu khusus untuk membuka media sosial. Ini membantu kita lebih fokus pada kehidupan nyata dan mengurangi perasaan tidak puas yang muncul ketika melihat pengalaman orang lain.

3. Fokus pada Kebutuhan dan Keinginan Pribadi

Alih-alih mengikuti apa yang orang lain lakukan, fokuskan perhatian pada diri kita sendiri. Apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup? Apa yang memberi kebahagiaan dan kepuasan? Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi, kita bisa mengurangi keinginan untuk membandingkan diri dengan orang lain.

4. Berlatih Syukur dan Apresiasi

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi perasaan FOMO adalah dengan berlatih syukur. Luangkan waktu untuk merenung dan menghargai apa yang sudah kita miliki, baik itu dalam hal hubungan, pekerjaan, atau pengalaman hidup. Ketika kita berfokus pada hal-hal yang positif dalam hidup, kita akan merasa lebih puas dan tidak mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat di media sosial.

5. Pahami Realitas di Balik Media Sosial

Kita sering terjebak dalam perbandingan sosial karena media sosial hanya menunjukkan sebagian kecil dari kehidupan seseorang—sering kali yang sudah disaring dan dipilih untuk menunjukkan kesan tertentu. Menyadari bahwa kehidupan yang kita lihat di media sosial bukanlah gambaran lengkap bisa membantu kita merasa lebih damai dengan apa yang kita miliki.

6. Ciptakan Pengalaman yang Memuaskan

Salah satu cara untuk mengatasi FOMO adalah dengan menciptakan pengalaman yang memuaskan bagi diri sendiri. Cobalah untuk menikmati kegiatan yang kita lakukan, seperti berkumpul dengan teman-teman, menjelajahi hobi baru, atau menghabiskan waktu dengan keluarga. Dengan cara ini, kita akan merasa lebih puas dengan apa yang kita miliki dan tidak merasa tertinggal.

7. Jaga Keseimbangan

Menjaga keseimbangan antara pekerjaan, hiburan, dan waktu pribadi sangat penting. Jangan biarkan perasaan FOMO membuat kita merasa terpaksa untuk selalu terlibat dalam segala hal. Ciptakan waktu untuk diri sendiri dan pastikan kita merasa nyaman dengan pilihan yang kita buat.


---

Percakapan Terakhir:

"Eh, kamu lihat nggak sih postingan teman-teman kita di Instagram? Mereka semua lagi liburan ke tempat keren gitu," ujar Dika, teman dekat saya.

Saya mengangguk pelan, lalu menjawab, "Iya, aku lihat. Tapi sebenarnya, aku nggak merasa harus ikut liburan seperti itu. Aku lebih suka waktu santai di rumah, baca buku, atau ngopi bareng keluarga. Kalau terus-terusan ngejar apa yang mereka lakukan, rasanya nggak ada habisnya."

"Benar juga ya," Dika tersenyum. "Kadang media sosial tuh bikin kita ngerasa kayak kita ketinggalan, padahal kalau dipikir-pikir, kita punya cara sendiri untuk bahagia."

"Exactly. FOMO itu cuma ilusi," saya mengakhiri percakapan itu dengan senyum, merasa lega setelah membicarakan perasaan itu.

Ajaran Agama dalam Menghadapi FOMO

Dalam ajaran agama, terutama dalam Islam, kita diajarkan untuk tidak terlalu terikat pada dunia atau apa yang dimiliki oleh orang lain. Islam mengajarkan bahwa rezeki dan kebahagiaan setiap individu sudah diatur oleh Allah, dan kita tidak perlu merasa iri atau tertekan oleh kehidupan orang lain. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang lebih diberikan Allah kepada sebagian kamu daripada sebagian yang lain."
(Surah An-Nisa, 4:32)

Ajaran ini mengingatkan kita untuk fokus pada apa yang kita miliki dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan, alih-alih membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan untuk selalu berpuas diri dengan apa yang kita miliki. Dalam hadisnya:

"Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan itu adalah kaya jiwa."
(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Dengan mengingat ajaran-ajaran ini, kita bisa lebih tenang dalam menghadapi FOMO. Kebahagiaan sejati tidak datang dari mengejar apa yang orang lain lakukan, tetapi dari menerima dan merasa puas dengan apa yang sudah kita miliki, serta selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Komentar

Postingan Populer